TpMlGUr8GSM9GpOiTSM6TSO0TY==

Jember Kembali Darurat Penyakit Mulut dan Kuku, Belum Masuk Kategori KLB

Jember Kembali Darurat Penyakit Mulut dan Kuku, Belum Masuk Kategori KLB

JemberTerkini.ID - Kabupaten Jember, Jawa Timur, kembali menghadapi situasi darurat terkait penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak, khususnya sapi. 

Hingga saat ini, penyakit tersebut telah terdeteksi di sekitar 10 kecamatan di wilayah tersebut. Meski demikian, kasus ini belum ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) ataupun wabah oleh pemerintah setempat.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jember, Andi Prastowo, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama anggota DPRD Jember pada Selasa, 17 Desember 2024, menjelaskan bahwa situasi ini masih terkendali. 

“Kecuali penyebarannya meluas ke hampir seluruh kecamatan dengan populasi ternak yang terjangkit sangat tinggi, baru akan ditetapkan sebagai KLB. Namun, karena sudah dilakukan vaksinasi, kami yakin hal ini tidak akan terjadi. Semoga penyebaran tidak berkembang lebih jauh,” ujar Andi.

Penyebab Penyebaran PMK

Andi menyoroti bahwa tingginya curah hujan dan kelembaban udara yang meningkat menjadi faktor utama turunnya imunitas pada ternak, sehingga hewan lebih rentan terhadap virus PMK. 

“Ternak tidak memiliki fleksibilitas seperti manusia untuk mencari tempat nyaman saat cuaca ekstrem. Hal ini membuat mereka lebih mudah terserang virus,” tambahnya.

Ia juga menekankan bahwa virus yang menyebabkan PMK kali ini adalah jenis yang sama dengan yang pernah menyerang di tahun-tahun sebelumnya, tanpa adanya mutasi. Kasus PMK terbaru banyak ditemukan pada ternak yang belum divaksinasi. 

“Jika ada ternak yang kondisinya parah, biasanya karena fisiknya memang lemah. Apalagi banyak ternak yang berasal dari luar Jember dan beberapa peternak juga menolak ternaknya divaksin. Namun, insyaallah, jika sudah divaksin, ternak tidak akan terjangkit,” jelasnya.

Kecamatan Terdampak

Ketua Komisi B DPRD Jember, Candra Ary Fianto, mengungkapkan bahwa Kecamatan Ambulu menjadi wilayah dengan kasus PMK terbanyak. 

“Sebanyak 60 ternak terjangkit dan 12 sapi dilaporkan mati akibat PMK di Ambulu,” ujar Candra. Kecamatan Tempurejo menyusul di urutan kedua dengan 50 kasus ternak terjangkit. 

“Saat ini, kami masih melakukan proses inventarisasi untuk memastikan sejauh mana dampak penyebaran ini. Apakah ini sudah termasuk zona merah? Saya pikir iya,” tambahnya.

Upaya Pencegahan

DKPP Jember telah mengambil langkah-langkah pencegahan, termasuk melanjutkan program vaksinasi pada ternak yang belum divaksin dan meningkatkan edukasi kepada peternak tentang pentingnya vaksinasi. 

Selain itu, monitoring terhadap pergerakan ternak dari luar daerah juga diperketat untuk mencegah penyebaran lebih luas.

Meski belum masuk kategori KLB, situasi ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dan masyarakat, khususnya para peternak. 

Dengan langkah antisipasi yang tepat, diharapkan penyebaran PMK di Jember dapat segera terkendali.

Konten berikut adalah iklan otomatis yang ditampilkan oleh Advernative. JemberTerkini.ID tidak terkait dengan materi konten ini.

Ketik kata kunci lalu Enter

close