Hujan Angin Menerjang Desam Sumber Kejayan Mayang Jember, Lebih dari 10 Hektar Tanaman Padi Rusak - jemberterkini.id |
JemberTerkini.ID - Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Desa Sumber Kejayan, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, membawa dampak signifikan bagi sektor pertanian.
Lebih dari 10 hektar tanaman padi yang sudah siap panen roboh dan mengalami kerusakan parah akibat cuaca ekstrem ini.
Para petani di wilayah tersebut mengalami kerugian besar, mengingat tanaman padi yang rusak sebelumnya berada dalam kondisi prima dan siap dipanen.
Namun, akibat angin kencang dan hujan lebat, banyak bulir padi terendam air, menyebabkan penurunan kualitas.
Jika dibiarkan terlalu lama terendam, bulir padi berisiko berubah warna menjadi hitam dan membusuk.
“Kami tidak bisa berbuat banyak. Satu-satunya upaya adalah mengikat batang tanaman padi agar bulirnya tidak terus-menerus terendam air,” ungkap salah satu petani setempat.
Penundaan panen terpaksa dilakukan hingga bulir padi benar-benar bersih dan tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan.
Kerusakan ini tidak hanya memengaruhi hasil panen secara kuantitas, tetapi juga kualitas gabah yang dihasilkan.
Baca Juga: Klarifikasi Komunitas Klub Motor CB Terkait Video Viral di Minimarket Nganjuk
Kondisi tersebut menambah beban bagi petani, yang sebelumnya sudah menghadapi tantangan berupa kenaikan biaya produksi dan fluktuasi harga jual gabah.
Himbauan untuk Segera Panen
Dalam situasi ini, petani dihimbau untuk segera memanen tanaman padi yang sudah memasuki masa panen, meskipun dalam kondisi yang kurang ideal.
Hal ini untuk menghindari kerusakan lebih lanjut akibat ancaman cuaca ekstrem yang bisa kembali terjadi.
“Jika dibiarkan begitu saja, risiko kerusakan semakin besar. Sebaiknya tanaman yang sudah siap panen segera diambil sebelum terjadi hujan deras dan angin kencang berikutnya,” ujar seorang penyuluh pertanian setempat.
Baca Juga: Tegas! BRI Jember Pecat Pegawai yang Korupsi Uang Nasabah untuk Judi Online
Cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia memang menjadi tantangan tersendiri bagi sektor pertanian.
Kondisi ini mempertegas perlunya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim untuk meminimalkan dampak buruk pada hasil pertanian.
Pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan perhatian lebih, seperti bantuan alat pengering padi atau subsidi benih, untuk meringankan beban petani yang terdampak.
Dukungan semacam ini sangat diperlukan agar mereka dapat bangkit dari kerugian dan melanjutkan aktivitas pertanian dengan lebih baik.***