Musim Hujan di Indonesia Terjadi Pada Bulan Ini, Waspada Faktor Pemicu Hujan Tidak Kunjung Datang Mulai Berseliweran (Dok. Canva - Risa) |
Jember Terkini - Musim hujan di Indonesia terjadi pada bulan berapa? Tentu beberapa ornag menantikan momen tersebut.
Musim hujan 2024 terjadi tidak merata dan cukup sebentar. Hal ini terbukti dengan banyaknya wilayah yang alami kekeringan.
Hingga kini beberapa daerah belum tau kapan musim kemarau berakhir dan kekeringan segera teratasi.
Baca Juga: Obat Penghijau Daun Cair yang Murah Tapi Hasil Mujarab, Bisa Bikin Tanaman Makin Subur
Musim Hujan di Indonesia Terjadi pada Bulan Berapa?
Dilansir Jember Terkini dari laman resmi BMKG, prediksi awal musim hujan 2024 berlangsung selama bulan Oktober - November.
Bener daerah ada juga yang telah mengalami hujan selama beberapa hari. Namun hal ini tidak berlangsung merata.
Sampai sekarang masih banyak daerah yang mengalami kekeringan akibat terjadinya kemarau panjang tidak berkesudahan.
Puncak musim hujan akan berlangsung pada bulan November - Desember (Indonesia bagian barat)
Sementara Indonesia bagian timur diprediksi bakal mengalami puncak musim hujan pada tahun baru atau Januari 2025.
Kenapa Musim Hujan 2024 Tidak Merata?
Berikut beberapa faktor dapat memicu ketidakmerataan musim hujan di Indonesia pada tahun 2024:
1. Dinamika Atmosfer Global
Dinamika atmosfer global, seperti fenomena El Niño dan La Niña memiliki pengaruh besar terhadap pola curah hujan di Indonesia.
El Niño cenderung menyebabkan penurunan curah hujan di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur, sementara La Niña dapat meningkatkan curah hujan di beberapa wilayah.
Ketidakpastian ini menyebabkan distribusi curah hujan menjadi tidak merata di berbagai daerah.
2. Perubahan Iklim
Perubahan iklim global telah mengubah pola cuaca di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Baca Juga: Mimpi Gigi Atas Copot, Waspada Anggota Keluarga Bisa Meninggal dalam Waktu Dekat
Pemanasan global menyebabkan peningkatan suhu atmosfer, yang memengaruhi pola angin, kelembaban, dan tekanan udara.
Hal ini menyebabkan intensitas dan distribusi curah hujan berubah dari biasanya, sehingga beberapa daerah mungkin mengalami curah hujan yang lebih banyak atau lebih sedikit.
3. Kondisi Geografis dan Topografi
Daerah pegunungan cenderung menerima curah hujan yang lebih tinggi karena proses kondensasi yang terjadi saat angin lembab bertemu dengan pegunungan.
Baca Juga: Kenapa Mimpi Kencing jadi Ngompol? Ternyata Ini Artinya yang Tidak Bisa Disepelekan
Sementara itu, daerah dataran rendah atau daerah yang jauh dari sumber air biasanya menerima curah hujan yang lebih sedikit.
Ketidakmerataan topografi ini menyebabkan pola hujan yang tidak seragam di berbagai wilayah.
4. Aktivitas Manusia
Aktivitas manusia seperti deforestasi, urbanisasi, dan penggunaan lahan yang tidak berkelanjutan juga mempengaruhi pola hujan.
Baca Juga: Arti Mimpi Menikah, Waspada Bisa jadi Petanda Buruk hingga Sinyal Kematian Sudah Dekat
Penebangan hutan yang masif mengurangi kemampuan alam untuk menyerap air dan mengatur siklus hidrologi, sehingga memicu ketidakstabilan cuaca.
Selain itu, urbanisasi yang pesat menyebabkan peningkatan suhu permukaan, yang bisa memengaruhi pola angin dan curah hujan lokal.
5. Perubahan Pola Angin Muson
Pola angin muson juga berperan penting dalam menentukan curah hujan di Indonesia.
Baca Juga: Arti Mimpi Dikasih Uang, Benarkah Tanda Keuntungan?
Pergeseran atau ketidaknormalan dalam pola angin muson dapat memengaruhi distribusi hujan di berbagai wilayah.
Jika angin muson lebih kuat atau lebih lemah dari biasanya, hal ini dapat menyebabkan curah hujan yang lebih tinggi atau rendah di beberapa daerah.
Kesimpulan
Musim hujan di Indonesia terjadi padaha bulan November - Oktober 2024. Puncak musim hujan terjadi pada bulan November - Desember.
Baca Juga: Arti Mimpi Buang Air Besar, Melambangkan Kebangkrutan atau Kesuksesan
Namun, musim hujan kali ini tidak merata sehingga membuat beberapa daerah masih mengalami kemarau.
Musim hujan yang tidak merata pada tahun 2024 dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat alami maupun yang disebabkan oleh aktivitas manusia.***