Sangat Mudah, Ternyata Begini Cara Menghitung Potensi Keuntungan dan Kerugian dalam Yield Farming (Dok. Ist) |
Jember Terkini - Cara menghitung potensi keuntungan dan kerugian dalam Yield farming harus diketahui oleh sejumlah orang yang hendak melakukan investasi.
Yield farming telah menjadi salah satu tren terpopuler dalam ekosistem cryptocurrency dalam beberapa tahun terakhir. Yield farming memungkinkan pengguna untuk menghasilkan imbal hasil pasif dengan menyediakan likuiditas ke platform DeFi.
Namun, sebelum terjun ke dunia yield farming, penting untuk memahami potensi keuntungan dan risikonya.
Baca Juga: Catat! Ini Dampak Perubahan Kebijakan Regulasi Terhadap Yield Farming yang Wajib Diwaspadai
Cara Menghitung Potensi Keuntungan dalam Yield Farming
Potensi keuntungan dalam yield farming dapat dihitung dengan beberapa faktor, antara lain:
1. Annual Percentage Yield (APY)
APY adalah tingkat pengembalian tahunan yang diterima oleh penyedia likuiditas. APY bisa sangat bervariasi, mulai dari beberapa persen hingga ratusan persen per tahun, tergantung pada protokol dan kondisi pasar.
2. Jumlah Dana
Semakin besar jumlah dana yang diinvestasikan, semakin besar pula potensi keuntungan yang dapat diperoleh.
3.Durasi Investasi
Semakin lama dana diinvestasikan, semakin besar pula keuntungan yang dapat diperoleh dalam jangka panjang.
Sebagai contoh, jika Anda menyediakan likuiditas sebesar Rp 10 juta ke protokol dengan APY 50%, maka potensi keuntungan tahunan Anda adalah:
Potensi Keuntungan = Jumlah Dana x APY
Potensi Keuntungan = Rp 10.000.000 x 0,5
Potensi Keuntungan = Rp 5.000.000 per tahun
Cara Menghitung Potensi Kerugian dalam Yield Farming
Berdasarkan informasi yang dilansir Jember Terkini dari laman Indodax, untuk mendapatkan cuan tinggi dari aktivitas yield farming diperlukan analisa terhadap resiko atau kerugian. Berikut cara menghitung resiko kerugian yang bisa dialami oleh farming:
1. Volatilitas Harga
Fluktuasi harga token yang mendasari protokol DeFi dapat menyebabkan kerugian, terutama jika harga turun.
2.Impermanent Loss
Saat Anda menyediakan likuiditas dalam bentuk token pasangan, Anda rentan terhadap impermanent loss, yaitu penurunan nilai aset Anda dibandingkan jika Anda hanya memegang token tersebut.
Baca Juga: Apa itu Ichimoku Kinko Hyo? Begini Cara Membaca serta Keunggulan Menggunakannya untuk Trading
3.Risiko Protokol
Terdapat risiko bahwa protokol DeFi dapat mengalami kerentanan, bug, atau serangan, yang dapat menyebabkan kerugian bagi penyedia likuiditas.
Untuk meminimalkan risiko, penting bagi Anda untuk memahami protokol yang Anda gunakan, melakukan analisis risiko, dan hanya berinvestasi jumlah yang Anda mampu kehilangan.
Kesimpulan
Yield farming menawarkan potensi keuntungan yang menarik, namun juga memiliki risiko yang harus dipertimbangkan secara cermat. Dengan memahami cara menghitung potensi keuntungan dan kerugian, Anda dapat membuat keputusan investasi yang lebih informed dan mengelola risiko dengan baik.