Rumah Kepala Desa Mrawan Jember Digeruduk Warga Setelah Larang Karnaval Sound Horeg. |
Jember Terkini - Salim, Kepala Desa Mrawan, menjadi sasaran kemarahan warga setelah melarang penyelenggaraan karnaval dengan sound horeg dalam rangka peringatan 17 Agustus.
Peristiwa ini terjadi pada Senin petang (19/8) di Desa Mrawan, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember.
Larangan tersebut memicu kekecewaan warga yang berharap karnaval tetap menghadirkan sound horeg, meskipun dentuman suara dari perangkat tersebut sering kali mengganggu ketenangan lingkungan.
Bahkan, pernah terjadi kasus di mana suara dari sound horeg menyebabkan kaca rumah pecah dan genteng copot.
Namun, bagi warga desa yang berjarak sekitar 15 kilometer dari pusat kota Jember, kehadiran sound horeg dianggap menjadi bagian penting dari perayaan 17 Agustus.
Salah satu warga, Abdur, mengaku kecewa karena sudah terlanjur mengeluarkan biaya untuk menyewa sound system.
"Sekarang ini hanya tinggal satu hari pelaksanaan, tapi tiba-tiba dibatalkan. Kami itu patungan untuk mendatangkan sound system Brewog dan sudah membayar uang muka Rp 2 juta," ungkapnya dengan nada kesal.
Pembatalan karnaval sound horeg tersebut disebabkan oleh tidak adanya izin dari pemerintah desa dan kepolisian.
Abdur menjelaskan bahwa surat pengantar dari polsek ke polres akhirnya tidak mendapatkan persetujuan dari polres.
"Orang-orang mengajak ke rumah kades. Surat pengantar dari polsek ke polres akhirnya tidak diperbolehkan sama polres," ujarnya.
Ketika rumahnya digeruduk warga, Salim menjelaskan bahwa sound horeg dilarang jika kekuatan suaranya melebihi batas yang dapat mengganggu kenyamanan lingkungan.
Larangan tersebut, menurutnya, sudah disosialisasikan sebelumnya oleh Pemerintah Kabupaten Jember dan Polres Jember.
"Mau bagaimana lagi? tidak dapat izin dari Polres," kata Salim.***