Memasuki Musim Tanam Ketiga, Banyak Petani di Jember Biarkan Lahannya Kosong Menunggu Hujan. |
Jember Terkini - Memasuki musim tanam ketiga di akhir Agustus 2024, banyak petani di Kabupaten Jember memilih untuk membiarkan lahan mereka kosong sambil menanti turunnya hujan.
Keputusan ini diambil oleh petani di berbagai kawasan, mulai dari utara, timur, hingga selatan Jember, karena minimnya pasokan air dari irigasi serta menyusutnya sumber mata air.
Ketua Asosiasi Petani Pangan Indonesia (APPI), Jumantoro, mengungkapkan bahwa kondisi ini memaksa petani untuk menunda penanaman kembali.
Baca Juga: ADU BANTENG! Kecelakaan Maut di Jember Libatkan Empat Pelajar, Satu Tewas di Tempat
Mereka masih mempertimbangkan apakah akan menanam padi atau jagung setelah hujan tiba.
Situasi ini terjadi setelah sebagian besar wilayah Jember menyelesaikan panen padi, jagung, dan tembakau di awal bulan Agustus.
Harga gabah kering panen saat ini mencapai Rp6.700-7.000 per kilogram, namun tingginya harga ini tidak diikuti dengan peningkatan produksi.
Sebagian besar petani justru mengalami penurunan hasil panen. Jika sebelumnya mereka dapat menghasilkan 5-6 ton per hektar, kini hanya mampu mencapai 3 ton.
Baca Juga: Mengenaskan! Ditinggal Keluarga Nonton Karnaval, Kakek di Semboro Jember Tewas Terbakar
Jumantoro, yang juga pernah menjabat sebagai Ketua APPI Jawa Timur, menyatakan bahwa penurunan hasil panen ini tidak hanya terjadi di Jember, tetapi juga merata dari wilayah Indonesia Timur hingga Barat.
Kondisi musim kemarau yang panjang memaksa petani di banyak daerah untuk menunggu hujan sebelum memulai kembali aktivitas pertanian mereka.***