Jember Terkini - Hingga akhirnya, sesampainya aku didalam tendaku sendiri. Waktu itu akupun seketika menutup pintu tendaku dan mulai memeluk Wahyu karena rasa takut yang saat itu sudah tidak lagi bisa kutahan.
Bahkan, saking takutnya, waktu itu untuk berbicarapun aku sangatlah kesulitan.
Yang ada, waktu itu aku hanya terus menggoyang nggoyangkan tubuh Wahyu sembari memberi tanda jika aku telah melihat sesuatu.
Malam itu, semuanya benar benar terasa menakutkan.
Detik demi detik, benar benar terasa sangat lama dengan ditambah suara gonggongan anjing dan senandung yang terdengar seolah olah memberi tanda jika tidak seharusnya aku berada dipuncak gunung tersebut.
Namun untungnya, semuanya berhasil aku lewati dengan keadaan baik baik saja.
Suara Gonggongan dan suara senandung tersebut, perlahan mulai menghilang ketika aku mendengar suara adzan dari perkampungan yang ada dibawah gunung yang uniknya, suara adzan dari perkampungan bawah gunung tersebut benar benar terdengar hingga ketempat aku mendirikan tenda.
......
Singkat cerita, Karena sepertinya badanku yang sudah mulai kelelahan, akhirnya akupun tertidur dengan tetap memeluk tubuh Wahyu yang saat itu masih saja belum bangun dari tidurnya.
Hingga akhirnya, sekitar pukul 10.00 pagi,, aku tiba tiba terbangun karena tubuhku yang digoyang goyangkan oleh Wahyu dan beberapa orang pendaki lainnya.
"Man. Rohmann bangun maannn", teriak Wahyu.
Mendengar hal itu, akupun seketika bangun dari tidurku dan kebingungan dengan apa yang telah dilakukan Wahyu kepadaku.
"Kenapa sih kamu ini", ucapku bingung.
"Alhamdulillah, kamu sudah bangun, aku bener bener khawatir loh, kamu tidur terus dari kemarin", ucap Wahyu.
Mendengar hal itu, tentu saja akupun seketika kebingungan dengan apa yang sudah Wahyu ucapkan.
"Hah, maksudnya?" Sahutku.
"Gimana sih kamu ini, kamu dari tadi malam tidur terus gak bangun bangun sampai sekarang. Bahkan, aku sempat takut terjadi apa apa. Semalam, kamu kubangunin susah banget, dan akhirnya aku minta bantuan pendaki lain takutnya kamu kecapekan atau sakit. Tapi syukurnya, kamu akhirnya bangun dan gak kenapa napa bro", terang Wahyu jelas.
Mendengar semua itu, akupun hanya diam dengan sesekali menoleh kearah wajah pendaki pendaki lain yang saat itu ikut masuk kedalam tendaku dan melihat keadaanku.
"Mereka siapa". tanyaku bingung.
"Loh, mereka sama kayak kita man, para pendaki, Tuh lihat, diluar banyak banget pendaki datang, semalam aja ada 4 grub pendaki yang datang. Kamu sih tidur terus, jadi gak tau apa apa deh", imbuh Rohman.
Mendengar hal itu, akupun kembali diam sambil melirik kearah luar tendaku yang ternyata, apa yang dikatakan Rohman memang benar adanya.
Kondisi puncak waktu itu, bisa dikatakan cukup ramai dengan dipenuhi pendaki pendaki lain.
Mengetahui semua itu, akupun hanya terdiam dengan terus menatap sekitar seolah olah tidak percaya dan kebingungan dengan apa yang sudah aku lalui dan aku lihat semalam.
Waktu itu, aku bisa dianggap sebagai orang yang linglung dengan sesekali ketakutan karena asal kalian tau, siang itu aku kembali mendengar suara gonggongan anjing dan terus terbayang wajah ke 3 pemuda yang semalam duduk bersama denganku tersebut.
"Mas, sepertinya teman mas ini lagi kebingungan dan linglung, mending sekarang kita bantu evakuasi turun saja ya mas, takutnya nanti ada apa apa. Soalnya feeling saya, dia sedang dalam keadaan tidak baik baik saja", ucap salah satu pendaki lain yang saat itu ikut didalam tendaku dan ikut memperhatikanku.
Dan tanpa menjawab semua itu, waktu itu aku hanya diam dengan sesekali terus menatap wajah pendaki pendaki lain tersebut.
Dan singkat cerita, akhirnya akupun diantar kembali turun bersama beberapa pendaki lain yang waktu itu memang sengaja menolongku.
Disitu, aku sesekali ditepuk tepuk bagian pundakku dengan sesekali jempol tanganku ditarik tarik oleh salah satu pendaki yang mengantarku tersebut karena sepertinya, dia merasakan jika aku sedang dalam keadaan tidak baik baik saja.
Dan puncaknya, sesampainya aku di pos pendaftaran gunung tersebut, akupun akhirnya duduk disalah satu sudut ruangan dan tidak lama setelah itu, aku dihampiri oleh
Beberapa orang yang terlihat membawakan air putih untukku.
"Silahkan minum air ini mas", ucap bapak-bapak tersebut sambil memberikan segelas air yang ada ditangannya.
Hingga akhirnya, setelah beberapa saat kemudian, akupun perlahan mulai tenang dan detak jantungkupun kembali normal yang akhirnya, akupun bisa menceritakan apa yang sebenarnya sudah aku alami semalam.
"Mas kenapa, apa yang mas lihat", ucap bapak-bapak yang sepertinya beliau adalah salah satu penjaga loket pendaftaran gunung tersebut.
"Aku bingung pak, mana yang nyata mana yang tidak", jawabku pelan.
"Istiqfar mas, sekarang mas sudah aman bersama kami semua. Saya cuma ingin tau apa yang mas alami dan lihat semalam", imbuh bapak-bapak tersebut.
"Semalam, aku dipuncak sendirian pak, karena Wahyu tidur gak bangun bangun , akhirnya aku keluar tenda", ucapku sambil menatap mata Wahyu.
"Hah..ngaco kamu, orang kamu yang tidur loh man, nih semua juga tau. Ya kan mas", sahut Wahyu sambil menoleh kearah pendaki lain yang memang ikut turun mengantarku.
"Sebentar mas Wahyu, biarkan mas Rohman cerita dulu", terang bapak-bapak menengahi.
"Memang itu yang kulihat yu, Semalam, kamu tidur gak bangun bangun. Dan beberapa saat setelah itu, aku denger ada suara langkah kaki seperti orang yang sedang berlari. Karena aku penasaran, akhirnya aku lihat keluar tenda".
"La pas aku keluar tenda, aku tiba tiba melihat ada tenda lain yang ada disalah satu pojok puncak. malahan, waktu itu kamu juga sempet ngomong kalau itu tenda pendaki lain lo yu".
"Dan akhirnya, aku samperin kan tuh tenda, lalu aku lihat seperti ada Genderuwo didalam tenda tersebut. Karena ketakutan, aku lari balik ke tenda kita kemudian aku tertidur " ucapku menerangkan.
"Hmmm, iya sudah bapak mengerti, sekarang masnya istirahat dulu, nanti kalau sudah tenang, mas boleh lanjut pulang. Tapi untuk Sementara ini, istirahat disini saja ya mas", sahut bapak-bapak tersebut.
Namun anehnya, belum sempat aku menjawab perkataan dari bapak-bapak tersebut,
Tiba tiba aku melihat bapak-bapak tersebut seperti sedang berbicara dengan seseorang yang akupun tidak tau dimana wujudnya.
"Wes ora usah melok, saaken, arek e gak eroh opo opo. (Sudah tidak usah ikut, kasihan anak ini tidak tau apa apa)*red", ucap bapak-bapak tersebut jelas sambil menghadap kedinding yang ada tepat disampingku.
Mendengar hal itu, akupun hanya diam hingga akhirnya, bapak-bapak tersebut terlihat kembali masuk kedalam ruangan tengah pos tersebut dengan sama sekali tidak menjelaskan apa yang sebenarnya kualami.
Namun sesaat setelah itu, Wahyu yang sebelumnya duduk tidak jauh dariku, waktu itu tiba tiba berdiri dan menyusul bapak-bapak tersebut kedalam ruangannya.
Disitu, sepertinya Wahyu menanyakan apa yang sebenarnya telah aku alami semalam.
Dan untungnya, meskipun jauh, aku masih sempat mendengarkan obrolan Wahyu dari tempatku duduk waktu itu.
"Teman saya kenapa pak?" Ucap Wahyu.
"Semalam, mas Rohman sepertinya tidak didunia ini", sahut bapak-bapak tersebut.
"Jadi dia kesurupan pak?" imbuh Wahyu.
"Enggak mas, itu beda. Sepertinya mereka sengaja ngundang mas Rohman agar bisa masuk dan melihat aktifitas mereka", imbuh bapak-bapak tersebut.
"Hah!!! Kok bisa?" jawab Wahyu.
"Mas Rohman sepertinya punya Khodam, dan Khodam tersebut, sepertinya tidak asing dengan gunung ini. Sebenarnya, saya juga kurang yakin semua ini kok bisa terjadi. yang jelas, saya lihat ada seekor anjing yang kemana mana selalu mengikuti mas
Rohman", terang bapak-bapak tersebut.
Mendengar hal itu, Wahyu-pun terlihat sudah cukup puas dengan semua penjelasan bapak-bapak tersebut dan diapun berjalan kembali kearahku dengan wajahnya yang juga tiba tiba terlihat tersenyum.
"Gimana, sudah enakkan? Pulang yuk, hehehe", ucap Wahyu sambil duduk disampingku.
"Sudah, yuk pulang", jawabku.
Dan akhirnya, aku dan Wahyupun kembali pulang dengan membawa sebuah pengalaman yang mungkin tidak akan pernah bisa aku lupakan.
Dan puncaknya, sesampainya aku dirumah Wahyu, akupun mencoba kembali menanyakan lebih jelas tentang informasi yang dia dapatkan dari bapak-bapak penjaga pos pendaftaran tersebut.
"Tadi kata bapak-bapak penjaga tadi gimana yu", tanyaku sambil duduk diteras rumah Wahyu.
"Sudah gak usah difikirin Man, mending sekarang kamu cepat pulang biar bisa segera istirahat", sahut Wahyu sambil terus berjalan masuk kedalam rumahnya dengan sama sekali tidak menghiraukanku.
Mendengar hal itu, akupun seketika berdiri dan menuju kearah motorku karena saat itu, aku juga berfikir jika apa yang dikatakan Wahyu memang ada benarnya.
"Iya sih, ya sudah aku pulang ya yu, besuk kamu kerumahku ya", ucapku sambil mulai menaiki motorku.
Tapi anehnya, ketika aku baru saja menyalakan motorku dan pergi meninggalkan rumah Wahyu, waktu itu aku masih sempat melihat dengan mata kepalaku sendiri, ada seekor anjing yang terlihat sangat besar dan berjalan pelan masuk kedalam rumah Wahyu.
Mengetahui hal itu, akupun seketika terkejut bukan main dengan jantungku yang juga kembali berdetak dengan sangat kencang.
"Loh sejak kapan si Wahyu punya anjing sebesar itu, perasaan dia gak pernah Rawat anjing deh", fikirku dalam hati sambil terus pergi meninggalkan rumah Wahyu.
Selesai......
Setelah pendakian waktu itu, aku masih sempat beberapa kali kembali mendaki gunung tersebut dan syukurnya, aku tetap dalam keadaan baik baik saja dengan besar harapan, agar pengalaman tersebut tidak akan terjadi untuk kedua kalinya.
Terimakasih teman teman, semoga cerita ini menemani hari hari kalian..
Disclaimer :
- Tempat dan nama telah disamarkan demi menjaga privasi narasumber.
- Hak cipta sepenuhnya dimiliki oleh pemilik akun X/LakonStory.
- Segala bentuk plagiasi ataupun pengutipan isi cerita tanpa seizin dan sepengetahuan penulis akan kami tindaklanjuti.
- Hanya Jember Terkini merupakan website resmi yang ditunjuk oleh Lakon Story untuk dapat mempublikasikan tulisan ini.
- Segala isi cerita yang ada telah diambil dari narasumber yang bersangkutan serta adanya sentuhan perubahan agar cerita menjadi nyaman untuk dibaca.