" benar-benar tidak masuk diakal, jika mobil Nimas yang dilihat bu Wati menabrak kucing, harusnya mobil tersebut berada di depan. Tapi ini posisi mobilnya dibelakang loh, mana mungkin mobil Nimas bisa keluar, kan posisinya terhalang mobilku" fikir Wahyu dengan terus memandangi mobil Nimas tersebut.
Dan dengan kondisi masih dalam lamunan, Wahyu kembali dikejutkan dengan Langkah bu Wati yang waktu itu tiba-tiba kembali dikejutkan dengan bu Wati yang berjalan kearah garasi Wahyu begitu saja.
"Kalau bapak tidak percaya, ayo kita cari buktinya, kalau saya lihat bapak baru bangun tidur, jadi tidak mungkin bapak cuci mobil ini, jika memang mobil ini yang kemarin nabrak mobil saya, pasti bekasnya masih ada" ucap bu Wati sambil berjalan cepat kearah mobil Nimas lalu di kelilingnya.
Dan puncaknya, apa yang dikatakan oleh bu Wati memang benar adanya.
Pagi itu, tepat dibagian depan sebelah lampu mobil, Bu Wati dan Wahyu melihat adanya bekas darah dan potongan bulu yang jika dilihat dengan lebih teliti lagi, semua bekas tersebut memang bekas dari bulu kucing bu Wati.
Mengetahui semua itu, Wahyupun seketika terkejut, matanya terbelalak dengan jantungnya yang seketika berdetak karena diapun tau, semalaman dia tidak keluar rumah sama sekali namun anehnya, menurut keterangan bu Wati, Mobil Nimas tersebut telah menabrak kucing bu Wati Hingga tewas.
Dan dengan tidak mengelak lagi, Wahyupun seketika meminta maaf dan membayar ganti rugi sembari fikirannya yang sudah tidak lagi bisa jika harus di ceritakan kembali.
Singkat cerita, dengan tetap merahasiakan semuanya dari Nimas, Wahyupun kembali masuk kedalam kamarnya dan mulai membangunkan Nimas dari tidurnya.
"Dek, bangun,,ayo masak yok, sudah siang ini, aku keburu lapar" ucap Wahyu sambil memeluk tubuh Nimas.
Hari itu, Wahyu memang sedang libur kerja.
Seharian, waktu dia habiskan untuk menemani Istrinya sembari sesekali membantunya agar istrinya tersebut segera bisa berjalan seperti sedia kala.
Namun disitu, meski dengan menutupi semuanya, Fikiran Wahyu terus saja memikirkan kejadian yang telah menimpanya.
Dan singkat cerita, malam harinya Wahyupun berpamitan kepada Nimas untuk keluar menemui saudaranya padahal nyatanya, Wahyu hanya ingin keluar sendiri untuk menenangkan fikirannya.
"Dek, saya mau keluar dulu ya, kamu dirumah saja, saya ada urusan dengan pak Bagas" ucap Wahyu berpamitan kepada Nimas.
Dan dengan tidak menaruh kecurigaan sedikitpun, akhirnya tepat pukul 20.00 malam, Wahyu keluar dari rumahnya dengan mengendarai mobil Nimas.
Selama didalam mobil Nimas, Wahyu tidak merasakan apapun yang aneh. Semuanya nampak normal seperti mobil pada umumnya.
"Halah, mungkin semua ini hanya kebetulan semata, la ini, enak banget loh mobilnya, meski mobil tua, mobil ini masih enak, tarikannya enteng dan suara mesinnya halus"ucap Wahyu sambil terus saja mengendarai mobil Nimas tersebut mengitari kota.
Dan puncaknya, sekitar pukul 21.00 Malam, Wahyu memutuskan untuk berhenti di Angkringan kopi yang ada disalah satu pinggir jalanan kota.
Disitu, bukannya mendapat ketenangan dengan kopinya, Wahyu malah mendapat cerita yang sepertinya menjadi petunjuk dari semua kejadian yang ada.
" mobilnya antik ya mas, " ucap bapak-bapak yang duduk disamping wahyu.
"Oh, iya pak hehehe" sahut Wahyu Sopan.
"Masnya hati-hati ya mas, sepertinya mobil mas punya sejarah kelam," imbuh bapak-bapak tersebut menambahkan.
"Apa iya pak, saya belinya memang bekas sih, ngomong-ngomong bapak memang melihat ada yang aneh ya pak dengan mobil saya" ucap Wahyu dengan mencoba mendengarkan keterangan dari bapak-bapak tidak dikenal tersebut.
"Heheheh mobilnya sepertinya gawat. Masa lalunya kelam, sepertinya mobil itu dulu digunakan untuk menabrak banyak orang hingga meninggal. Mending di selamati saja mas, kalau tidak di segerakan, bisa bahaya " ucap bapak-bapak tersebut menjelaskan.
Mendengar hal itu, Wahyupun hanya tersenyum pelan sembari mulai berdiri karena kopi yang ada di gelasnya tersebut sudah habis.
"Terimakasih banyak ya pak atas sarannya, saya pamit, sudah malam hehehe" ucap Wahyu sambil berjalan pelan kearah angkringan kopi dan mulai membayarnya.
"Ini ya pak, uang kopinya, sekalian saya bayarin bapak yang duduk disana, dan simpan saja kembaliannya" ucap Wahyu kepada bapak penjual kopi angkringan sambil menunjuk kearah bapak-bapak yang masih duduk tidak jauh dari posisi gerobak angkringan kopi tersebut.
Mendengar hal itu, penjual Angkringan tersebut hanya diam kebingungan karena penjual angkringan itu merasa tidak melihat adanya seorang bapak-bapak ditempat duduk yang malam itu ditunjuk oleh Wahyu.
Singkat cerita Wahyupun malam itu pulang kembali kerumahnya dengan fikiran yang sudah semakin kemana-mana.
Disitu, fikiran Wahyu benar-benar sedang diuji.
Baca Juga: Carita Horor by Lakon Story: Mobil Bekas Kecelakaan - Eps. 8