Bikin Orang Bingung, Ini Perbandingan antara Sushiswap dan Uniswap dari Berbagai Sisi (Dok. Ist) |
Jember Terkini - Perbandingan antara Sushiswap dan Uniswap sebenarnya bisa diketahui dari berbagai sisi.
Seperti yang diketahui, Sushiswap adalah platfrom perdagangan Crypto terdesentralisasi yang memberikan imbalan.
Sementara Uniswap adalah kebalikan dari Sushiswap yang mana platform tersebut tidak memberikan imbalan terhadap trader.
Baca Juga: Rekomendasi Aplikasi Cryptocurrency Terbaik 2024 Cocok untuk Investasi Digital
Perbedaan Sushiswap dengan Uniswap
Decentralized finance (DeFi) terus berkembang. Beberapa platform paling populer di dunia DeFi adalah Uniswap dan Sushiswap. Berikut perbedaan kedua platform tersebut:
1. Asal-Usul
Uniswap diluncurkan pada November 2018 oleh Hayden Adams, seorang mantan insinyur mekanik. Protokol ini dikembangkan dengan tujuan untuk menyediakan cara yang lebih mudah dan lebih efisien bagi siapa saja untuk menukar token ERC-20 di Ethereum.
Uniswap adalah salah satu platform pertama yang memperkenalkan konsep Automated Market Maker (AMM), yang memungkinkan pengguna untuk menukar token secara langsung melalui smart contract, tanpa memerlukan order book seperti yang digunakan dalam centralized exchange.
Di sisi lain, Sushiswap diluncurkan pada Agustus 2020 sebagai "fork" dari Uniswap oleh pengembang anonim yang dikenal sebagai Chef Nomi. Sushiswap pada dasarnya adalah versi modifikasi dari Uniswap dengan beberapa fitur tambahan yang dimaksudkan untuk menarik lebih banyak likuiditas dan memberikan insentif yang lebih baik kepada para penyedia likuiditas. Peluncuran Sushiswap mendapat banyak perhatian karena memanfaatkan Uniswap untuk mengakuisisi likuiditas awal, yang dikenal sebagai "vampire attack."
2. Model Ekonomi dan Insentif
Kedua platform ini menggunakan model AMM yang serupa, di mana penyedia likuiditas (liquidity providers) mendepositkan token ke dalam pool likuiditas dan sebagai gantinya mereka menerima bagian dari biaya transaksi yang dihasilkan dari trading yang terjadi di pool tersebut. Namun, ada perbedaan signifikan dalam cara insentif didistribusikan.
Uniswap mengandalkan biaya trading sebesar 0,3% yang dibagi secara proporsional di antara penyedia likuiditas. Selain itu, dengan peluncuran Uniswap V2 dan V3 pengguna dapat memilih tingkat biaya yang berbeda serta memberikan lebih banyak fleksibilitas dan kontrol.
Sushiswap, selain menawarkan biaya trading yang sama juga memperkenalkan token asli mereka. SUSHI sebagai bagian dari insentif kepada penyedia likuiditas. Setiap kali seseorang menyediakan likuiditas di Sushiswap, mereka tidak hanya menerima bagian dari biaya trading, tetapi juga SUSHI sebagai bonus. Token SUSHI ini memberikan hak kepada pemegangnya untuk berpartisipasi dalam governance (tata kelola) protokol dan juga menerima sebagian dari biaya trading secara berkelanjutan.
3. Fitur dan Inovasi
Uniswap telah dikenal karena kesederhanaannya dan efisiensinya. Platform ini menyediakan antarmuka yang intuitif dan mudah digunakan, yang menjadi salah satu faktor kunci popularitasnya. Selain itu, Uniswap V3 memperkenalkan fitur baru seperti "concentrated liquidity," yang memungkinkan penyedia likuiditas untuk menetapkan rentang harga tertentu di mana mereka ingin likuiditas.
Sushiswap, meskipun awalnya sangat mirip dengan Uniswap telah menambahkan berbagai fitur tambahan untuk menarik pengguna. Misalnya, Sushiswap menawarkan "yield farming" yang lebih agresif dan "bentoBox," sebuah platform pinjaman yang memungkinkan pengguna untuk menghasilkan bunga dari dana yang tidak digunakan dalam pool likuiditas.
Sushiswap juga memiliki fitur "Miso" (Minimal Initial Sushi Offering), sebuah platform untuk meluncurkan token baru. Dilansir Jember Terkini dari laman Indodax, perbandingan kedua platform besar tersebut juga bisa tergantung dari masing-masing trader.
4. Komunitas dan Tata Kelola
Komunitas adalah salah satu elemen penting dalam setiap proyek DeFi, dan di sini terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua platform. Uniswap, meskipun sangat desentralisasi juga memiliki pendekatan tata kelola yang lebih terpusat pada awalnya, dengan tim inti yang membuat keputusan penting.
Baca Juga: Cara Trading Crypto Harian untuk Pemula, Berani Coba?
Namun, sejak peluncuran token UNI tata kelola mulai beralih ke model yang lebih desentralisasi dengan komunitas yang memiliki hak suara dalam pengambilan keputusan.
Sushiswap, di sisi lain, telah menekankan desentralisasi sejak awal. Pemegang token SUSHI memiliki hak suara yang substansial dalam arah dan pengembangan platform, membuatnya lebih "community-driven" dibandingkan Uniswap.
Kesimpulan
Uniswap dan Sushiswap memiliki banyak kesamaan, menawarkan pengalaman dan nilai yang berbeda kepada pengguna DeFi. Uniswap tetap menjadi pilihan utama bagi mereka yang menginginkan platform yang simpel, efisien, dan dapat diandalkan. Di sisi lain, Sushiswap telah membangun komunitas yang kuat dengan fitur tambahan dan insentif yang lebih beragam dan menarik bagi pengguna. Terutama yang mencari peluang lebih besar dalam yield farming dan governance.