Bupati Jember saat pengambilan Ubinan Padi, Rabu 17/4/2024. |
Jember Terkini - Kepedulian Bupati Jember, Hendy Siswanto, terhadap petani dipertanyakan oleh Fraksi Gerindra DPRD Jember.
Kritik ini disampaikan dalam rapat paripurna pada Kamis, 4 Juli 2024, terkait jumlah petugas penyuluh lapangan (PPL) yang dinilai tidak ideal dengan jumlah desa dan kelurahan di Jember.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Jember, Imam Sudarmaji, menjelaskan bahwa jumlah PPL saat ini memang belum mencukupi.
Dari total 226 desa dan 22 kelurahan di Jember, hanya terdapat 166 PPL. Jumlah ini berkurang dari sebelumnya 180 orang karena beberapa PPL telah pensiun atau meninggal dunia.
Meskipun jumlah PPL kurang, Imam memastikan bahwa semua desa dan kelurahan tetap memiliki PPL, meski beberapa PPL harus menangani dua desa.
Untuk mengatasi kekurangan ini, DTPHP telah mengajukan penambahan PPL ke Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Jember, namun belum terealisasi karena keterbatasan anggaran APBD Jember.
Selain itu, DTPHP juga telah menyampaikan masalah ini ke pemerintah pusat, namun belum ada solusi.
Penambahan PPL memerlukan proses panjang dan tidak bisa dilakukan sembarangan karena PPL harus berstatus ASN atau memiliki keterampilan khusus.
Jika BKPSDM menyetujui penambahan, maka harus melalui uji keterampilan terlebih dahulu.
Imam menegaskan bahwa meskipun jumlah PPL belum ideal, kinerja mereka tetap baik.
Pada Desember 2023, PPL dari Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Ajung mendapatkan penghargaan Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) dari Kementerian Pertanian karena berhasil meningkatkan produksi dan produktivitas, serta menurunkan emisi gas rumah kaca.
BPP lain seperti Ambulu, Balung, dan Gumukmas juga berhasil meningkatkan produktivitas padi sebesar 1–1,5 ton per hektar dan menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 37 persen.
Anggota Fraksi Gerindra DPRD Jember, Alfian Andri Wijaya, mengkritik bahwa Bupati Hendy Siswanto tidak berpihak pada petani, salah satunya terlihat dari jumlah PPL yang tidak mencukupi.
Ia menilai satu desa atau kelurahan seharusnya memiliki satu PPL agar petani Jember lebih termotivasi untuk bertani.
“Jika masalah PPL saja tidak mampu diselesaikan, bagaimana bisa memotivasi masyarakat Jember untuk bertani,” ujarnya.*** (DW)